Pada akhirnya aku muter-muter sekitaran Baywalk untuk mencari titik kumpul di sebuah cafe yang memang berhadapan langsung dengan dermaga. Tapi gedung masih tutup, aku putusin buat ke warung kopi buat ngeteh, karena aku tidak terbiasa minum kopi sepagi itu. Sambil menunggu, jam 06.00pun aba-aba muncul untuk segera kumpul.
Seketika perasaan langsung berubah menjadi shock. "Omaigoddddddd itu kapalnya mewah banget". Dari kejauhan saja kapal terlihat bagus, gimana dari dekat ya haha. Maklum dari kampung jadi norak haha.
DeKartini namanya. Ini merupakan salah satu dari 3 kapal yang dipunyai oleh @trizararesorts . Diantara keduanya ada DeSartika dan Samakamu.
DeKartini ini terinspirasi dari salah satu pahlawan yaitu R.A KARTINI. Begitupun dengan desain interior maupun eksterior sekaligus nama dan juga nomor ruangan di sini meliputi sekitaran kehidupan R.A KARTINI.
Nahh kali ini kami akan ke Pulau Pari dengan menggunakan DeKartini. "Special one day trip".
Karena kapal tidak bisa bersandar di dermaga, kami akhirnya diantar dengan menggunakan "Taksi air". Berkapasitas 15 orang dengan sensasi berasa naik becak ontel karena bentuknya kotak dengan kondisi air sangat dekat, tapi aman itu tidak membuat basah. Namun, dalam beberapa meter taksi air kami jalan, ada sedikit kendala yang cukup membuat si bapak pengemudi sedikit panik haha. Kami para penumpang justru senang bisa ambil gambar sepuasnya karena itu pas momen terbitnya matahari ditambah dengan pesona tower baywalk yang megah dengan desain kapal pesiar. Sampai pada akhirnya si bapak minta pertolongan taksi air yang lainnya untuk menjemput kami.
Perasaan senang kembali muncul ketika kami sampai di kapal, sambutan dari awak kapal begitu damai, musik jedag jedug bikin melek. Yang tadinya ngantuk, jadi berasa seger kembali meskipun sudah melek selama 2 hari tanpa tidur yang benar-benar pulas. Berharap ada kamar buat istirahat tidur, namun ternyata kapal ini disetting cuma buat one day trip. Tapi tidak apa-apa.
Ini pengalaman pertama naik pinisi. Kapan lagi yakan ? Haha.
Usut punya usut, ternyata kapal ini didatangkan dari Sulawesi. Berarti buatan anak bangsa dong? Kereennnnn.
Di kapal ini terdapat 2 meeting room 1 vip room, mushola, toilet, dan deck kapal yang memanjakan penumpang untuk menikmati angin laut.
Menu sarapan sudah siap santap, mengisi perut biar kuat dalam menjalani hidup haha.
Berkapasitas 150 orang, kapal ini cukup kuat untuk menahan. Benar-benar tidak berasa goyangan berlebihan ketika kami mengadakan games di sebuah ruangan. Tapi tetap saja kalau gelombang lagi kurang bersahabat kapal tetap berasa goyang haha. Kapan-kapan mau ngajak keluarga besar naik kapal ini ahh haha. Aamiin.
Pada awalnya sempet berfikir, ini sekoci kenapa ngikutin terus ya ? Terus akhirnya terjawab. Ohh ini mungkin buat shuttle boat kita di sana nanti karena kapal kemungkinan tidak bisa bersandar di dermaga karena kondisi kapal cukup besar untuk ukurannya. Dan ternyata benar. Jarak dari kapal untuk sampai ke daratan lumayan jauh.
Sebelum melanjutkan perjalanan, kami dipersilahkan untuk makan siang terlebih dahulu dengan menu yang sudah disiapkan. Haduhhh kurang baik apa coba crew kapal ini.
Lalu kami bergiliran untuk menaiki sekoci dengan kapasitas 5 orang untuk menginjakkan kaki di Pulau Pari. sekoci berjalan dengan cepat dan tidak sampai 10 menit kamipun mendarat di dermaga Pulau Pari.
Rombonganpun bergegas mengantri sebuah kendaraan kecil untuk mengantar ke Pantai Perawan, karena kalau untuk jalan kaki, jarak yang ditempuh lumayan bikin pegel. Dengan tarif 5000 rupiah (sekali jalan) kalian bisa menikmati perjalanan menggunakan odong-odong ini.
Suasana pulau pun terasa seketika ada anak-anak pulang sekolah dengan gembira menyambut kedatangan kami para wisatawan. Keceriaan mereka membuat aku berfikir pada betapa indahnya kehidupan mereka yang setiap hari dikelilingi dengan keindahan pantai.
Percaya ? jangan !! Haha.
Di Pantai Perawan ini terdapat beberapa spot foto kece. Mulai dari gubug, ayunan, perahu nelayan, sampai dengan kayu yang terdampar di pasir putihnya pun juga bagus untuk berfoto. Jangan khawatir bakal kehabisan ide buat foto dimana. Karena setiap jengkal pantai ini mau difoto dari sudut mana saja hasilnya pasti kece.
Pada akhirnya kami harus kembali ke kapal untuk melanjutkan perjalanan kembali ke jakarta.
Hari itu benar-benar di ridhoi Tuhan. Cuaca sangat cerah kondisi alam bersahabat.
Nikmat tuhan tiada habisnya.
Bersyukur lah cara kita membalasnya.
Masihkah ada kelanjutannya ?
Jangan khawatir akan karenanya.
Semua itu pasti akan ada masanya.
Percayalah, tuhan itu sang pencipta.
Indonesia salah satunya.
Untuk info harga dan lain lain bisa kunjungi website www.trizara.com / instagram @trizararesorts .
Wah asik banget jalan-jalan naik DeKartini. Penasaran khasiat menambah keperawanan kalau dtg ke Pantai Perawan Pulau Pari hahahahaha
BalasHapusSilahkan ajak teman2nya yg sudah melewati masa perawannya wkwk
Hapus