Gunung Papandayan ini mempunyai beberapa kawah yang masih aktif, namun terakhir erupsi sekitar tahun 2001. Diantaranya ada kawah mas, kawah nangklak, kawah manuk dan kawah baru. Diantara ke empatnya mengeluarkan asap belerang yang baunya cukup menyengat.
Nahh, kali ini aku ingin memecahkan rasa penasaranku selama ini yang terdengar dari orang-orang dan sumber berita lainnya. Apa itu ?
Jadi intinya Gunung Papandayan itu ramai pengunjung, mahal, dan anak kecil bahkan nenekpun juga bisa sampai di atas.
Apakah benar ?
Kemarin aku berangkat dari Jakarta bareng 4 kawanku lainnya. Berjanjian ketemu di Pool Primajasa di daerah Cililitan sekitar pukul 19.00. Pukul 20.00 armada bis mulai perjalanannya menuju Garut, dengan tarif Rp 52.000/orang.
Perjalanan dari Jakarta-Terminal Garut kurang lebih memakan waktu 5-6 jam. Pukul 02.00 kami tiba di Terminal Garut. Terlalu awal sih, lalu kami menunggu rombongan lain untuk join naik angkotnya arah ke Pasar Cisurupan. Tarifnya Rp. 25.000/orang. Dengan waktu tempuh kurang lebih 1 jam, akhirnya rombongan kami tiba di Pasar Cisurupan. Kemudian di area pasar sudah tersedia banyak ojek pangkalan maupun mobil bak terbuka. Karena rombongan kami lebih dari 3 orang maka kami naik mobil bak. Untuk tarifnya Rp. 30.000/orang. Perjalanan naik mobil bak memakan waktu kurang lebih 45menit.
Kenapa harus transit dan kenapa tidak minta naik langsung sampai ke BC ( Basecamp ) saja angkotnya ?
Jawabannya : Karena sistem transportasi di sana itu bagi hasil. Jadi para pengunjung harap maklum saja. Hitungannya cuma beda tipis kok.
Untuk SIMAKSI ada 2 tiket yang harus kami bayar. Tiket kunjungan wisata Rp. 30.000/orang, dan tiket untuk berkemah Rp. 35.000/orang.
Sesampainya di BC ( Basecamp ), di sana ada beberapa warung yang dijadikan Basecamp, kalian bisa memilih sesuai selera. Istirahat terlebih dahulu menghangatkan badan dengan segelas teh panas. Kemudian kami mulai melanjutkan perjalanan untuk segera sampai di lokasi kemah. Registrasi ulang di pos yang sudah tersedia tidak jauh dari warung-warung untuk memastikan anggota para pendaki. Dalam tahap perjalanan awal kami disambut dengan jalanan aspal sekitar 15 menit. Lalu tidak lama kemudian anak tangga bebatuan. Jangan heran kalau kondisinya ramai. Karena di Papandayan ini tempat wisata haha.
30 menit kemudian kami tiba di titik spot kawah.
Tak jauh dari spot kawah, ada warung yang berdiri dengan aneka dagangan makanan seperti semangka, gorengan, mie rebus dll. Warung itu disebut sebagai pos 7. Dan gatau pos 1-6 nya itu dimana haha. Jalur menuju pos 7 ini bisa tergolong mudah, karena memang aksesnya bebatuan tertata.
Nahhhh, mulai dari pos 7 ini sudah mulai sedikit menanjak dengan kondisi jalur tanah. Ada juga jalur mudah dan ada juga jalur susah ( tapi lumayan memangkas waktu ). Ada petunjuknya kok jalur kanan itu yang jalur susah, jalur kiri itu yang mudah.
Foto di pos 7 |
Lanjut pendakian, dan jalur mulai tercium aroma aroma camp area. Setelah 15 menit kami berjalan, akhirnya kami tiba di camp area.
Setibanya di camp area, pendaki diwajibkan untuk laporan di pos perijinan guna mengambil nomor buat tanda camp dan juga laporan berapa orang pada simaksi itu.
Pada camp area ini kalian bisa bermain sepuasnya bagai di lapangan sepak bola. Toilet dan mushola tersedia pada sebelah kiri pojok ( sebelahan dengan pos perijinan. Warung makan, warung kopi, seblak, cilok dll sudah siap menyambut para pendaki yang ingin mencicipinya pada dataran tinggi ini. Berjalanlah ke arah kanan, di sana merupakan tempat dimana terdapat banyak pohon-pohon bunga edelweis bak seperti di tegal alun.
Mengingat batas pendakian hanya boleh sampai hutan mati saja.
Kami bermalam di camp area. Malam itu hujan semalaman jadi tidak sempat untuk dokumentasikan nuansa malam.
Keesokan harinya,
Kami melanjutkan perjalanan. Searah dengan arah kami turun, kami memang harus mendaki lagi kurang lebih 15 menit untuk menuju hutan mati. Hutan yg dimana pohonnya bekas terbakar karena terkena lahar panas ketika Gunung Papandayan ini terakhir erupsi.
Masih dalam kondisi gerimis, maka kami hanya sebatas foto secukupnya di Hutan mati ini. Karena ini merupakan batas pendakian, jadi para pendaki cukup meramaikan area Hutan mati ini. Tapi jangan khawatir foto bocor, karena areanya sangat luas.
Kenapa pendaki tidak boleh melanjutkan sampai di Tegal Alun ? Iya, karena Tegal Alun merupakan sudah memasuki kawasan hutan lindung.
Tegal alun sendiri merupakan tempat yang dimana terdapat banyak sekali pohon edelweis dan juga tanaman langka lainnya.
Melanjutkan perjalanan turun, kami disambut dengan jalur bebatuan tertata rapih. Perlu hati-hati apalagi pada saat musim panas dengan serpihan-serpihan pasir di jalur bebatuan itu.
Tidak butuh waktu lama, kurang lebih 20 menit kami tiba di pos 7. Istirahat sejenak, makan semangka dan gorengan. Kemudian kami lanjut turun berpapasan dengan pengunjung wisata lainnya. Sangat rame ...
Dari pos 7, kurang lebih 45 menit untuk sampai di BC.
Karena kami kemarin sudah pesan mobil pick up untuk PP, jadi bapak drivernya sudah standby tanpa kami harus menunggu lama.
NB: Gunung Papandayan ini cocok untuk teman-teman yang pingin nyobain camping ceria maupun hiking.